Allah Swt mengibaratkan tidur untuk beristirahat (Subata) yang artinya tidur itu menjadi penting bagi setiap mahluk hidup, tak terkecuali manusia. Sudah bukan rahasia lagi, tidur bukan hanya penting untuk kesehatan dan kesejahteraan,tapi juga untuk penampilan seseorang. Wajah dan mata seseorang akan terlihat kusam, jika kurang tidur. Dan, akan telihat pucat, jika seseorang terlalu banyak tidur, atau tidak bisa menggunakan waktu tidur dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, Allah Swt menjadikan malam untuk beristirahat, sedangkan siangnya untuk mencari nafkah. QS al-Naba’ (78:9) mengibaratkan malam seperti pakaian (libasa). Artinya, ketika memasuki malam, hendaknya manusia pulang ketempat tinggalnya masing-masing untuk berselimut (beristirahat), guna mempesiapkan aktivitas esok hari. Sebab, udara malam ternyata tidak bagus untuk kesehatan fisik dan juga kulit manusia. Wajar, jika al-Qur’an menganjurkan manusia agar bisa mengunakan siang untuk bekerja, dan malam untuk beristirahat.
Ketika membincangkan tidur, sayangnya di jaman teknologi modern ini sebagian besar manusia yang hidup di kota-kota besar telah berubah. Banyak sekali dari manusia yang tidak bisa terlelap tidur di malam hari, karena menderita sleep disorder. Bahkan ada yang benar-benar tidak bisa tidur (insomnia). Dan ini justru terjadi pada orang-orang kaya, khususnya di negara maju. Menurut sebuah studi yang dilakukan Natiöal Sleep Fondation pada tahun lalu, rata-rata perempuan Amerika kekurangan tidur 122 jam per tahun.
Masalah yang mendasar karena kurang tidur ialah, karena stress. Stress ini akhirnya menjadikan kulit tidak cerah. Kurang tidur juga mengakibatkan pembuluh darah mengerut, sehingga darah yang dipompakan ke seluruh tubuh menjadi berkurang, begitu menurut sebuah studi baru dalam Circulation: The Journal of The American Heart Association. Wajar, jika di dunia modern ini, banyak orang-orang yang stress berat, karena mereka kekurangan tidur. Ataupun tidur tetapi tidak teratur, seperti malam begadang, dan siang dibuat tidur. Islam mengajarkan kepada pengikutnya agar menjaga pola tidur yang sehat. Nabi Saw mengajarkan agar supaya bersuci ketika menuju peraduan. Sebab, air wudhu itu akan membersikahkan kuman-kuman yang melekat pada kulit. Ajaran Nabi Saw, sesuai dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa kulit manusia itu dihuni oleh ratusan kuman, baik yang paten atau kuman yang membahayakan kulit.
Nabi Saw selalu tidur tepat waktu. Kualitas tidur Nabi Saw cukup sehat. Nabi memahami bahwa pembuluh-pembuluh darah di wajah sangat dekat dengan permukaan kulit. Oleh karena itu, beliau selalu beranjak ketempar tidur pada waktu yang tepat dan sebelumnya dibersikah dengan air wudhu. Dengan air yang bersih nan jernih, aliran darah yang lancar menghasilkan warna kulit yang sehat. Wajar, jika wajah Nabi Saw selalu mengeluarkan aura berwiwabawa. Dan wajah Nabi Saw selalu ceria dengan kulit yang bersih, walaupun tidak pernah menggunakan pembersih kulit.
Di sisi lain, terkait dengan bersuci sebelum beranjak ke tempat tidur, Imam al-Ghozali menambahkan:’’ jika kalian beranjak tidur, beberlah (bersihkan) tempat tidurmu dan berbaring dengan menghadap kiblat. Dan tidurlah dengan miring ke kanan dengan posisi tangan dibawah kepala, sebagaimana mayat sedang yang sedang disemanyamkan dalam liang lahatnya. Ketahuilah, sesungguhnya tidur itu ibarat mati, dan bagun tidur itu ibarat hari kebangkitan. Barangkali tuhan mencabut nyawa kalian pada malam tidurmu. Oleh karena itu, sambutlah kematian itu dengan bersuci (wudhu’).[1]
Kondisi kurang tidur juga akan menghasilkan minyak yang berlebihan di wajah. Ini salah satu dari penyebab suburnya jerawat. Akibat lainnya jika kurang tidur adalah, kulit terlihat kusam dan lebih cepat berkerut dan kendur sebelum waktunya. Bisa dilihat para lelaki dan wanita yang sukanya (dugem). Biasanya kulitnya kurang mendapatkan kecukupan waktu dalam semalam untuk mengisi ulang energy. Jika kehilangan sel-sel baru yang membantu menjaga kulit, maka kulit cepat keriput. Apalagi, makanan yang dikonsumi selama dugem itu tidak sehat. Perbaikan sel-sel kulit juga berlangsung di malam hari, tentunya harus dibasuh dengan air wudhu’. Kurang tidur hanya semalam dapat mengganggu kemampuan kulit mempertahankan kelembaban dan melindungi kulit terhadap sinar matahari dan polusi pada keesokan harinya.
Kualitas tidur seseorang bisa dilihat dari berbagai sisi. Semua pasti pernah tidur, tetapi tidak semua tidur berkualitas, baik dari segi waktu, kesehatan, dan juga agama. Dengan mimpi yang sama, maknaya berbeda. Mimpinya pemabuk berbeda dengan mimpinya agamawan. Kualitas mimpi itu juga dipenggarui oleh kualitas tidur seseorang. Ada bebera hal untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, baik dari segi agama maupun segi medis.
1- Waktu: manusia secara umum memerlukan tidur sedikitnya 7-8 jam setiap harinya. Dan adakalanya, manusia hanya membutuhkan tidur 4 jam. Adakalanya, orang kuat tidur hingga berjam-jam. Nabi Saw tidurnya tidak banyak, tetapi benar-benar berkualitas. Sebelum beranjak ketempat tidur, Nabi Saw bersuci terlebih dahulu. Ditenggah malam, Nabi Saw bangun untuk melaksanakan sholat malam. Dalam sebuah riwayat, kadang Nabi Saw hingga subuh tidak tidur lagi. Memasuki pukul 11.00, Nabi melakukan tidur sebentar yang dinamakan dengan Qoilulah yang artinnya ‘’re-fressh’’. Konon menurut berbagai penelitian, tidur itu bisa menjadikan jantung sehat dan bugar.
2- Dalam sebuah kisah, seorang Iblis akan mengoda seorang yang sedang melaksanakan sholat di dalam masjid. Ketika akan memasuki masjid itu, Iblis tiba-tiba mengurungkan niatnya. Tiba-tiba ada seseorang yang melihat Iblis itu sedang menunggu di depan pintu masjid, lantas bertanya:’’ wahai Iblis…!kenapa engkau dari tadi di situ, saya lihat engkau tidak berani memasuki masjid? Lantas Iblis itu menjawab:’’ saya akan mengoda orang yang sedang sholat sunnah di dalam masjid, tetapi saya sungkan (takut), karena ada orang yang sedang ketiduran di dalam masjid itu. Mendengar jawaban Iblis, lelaki itu terperanjat. Memang kenapa dengan orang yang sedang tidur itu? Apa hebatnya dia? Iblis menjawab:’’ saya lihat orang yang sedang tidur itu benar-benar orang yang berilmu. Masih menurut penejelan Iblis:’’ Bayangkan, sebelum tidur, dia bersuci, berdo’a, dan shoat dua rakaat wuhu’. Sedangkan, orang yang sedang sholat itu wudhu’nya salah, dan sholatnya juga begitu. Memang, dia orang ahli ibadah, tetapi dia tidak berilmu.
Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi setiap manusia agar supaya mengatur tidurnya agar supaya kondisi tubuh senantiasa sehat. Kulit, mata juga terlihat sehat nan cerah, jika tidurnya cukup dan berkualitas. Sebagai umat beragama, tentunya bersuci juga tidak pernah lupa sebelum beranjak ke tempat tidur. Sebab, seringkali manusia tidak tahu kapan ajalnya datang. Dan yang tidak kalah pentingnya, bersuci itu ternyata juga menghindari dari gangguan syaitan. Sebab, seringkali syaitan itu memasuki alam bawah sadar manusia dalam keadaan tidur pulas. Wallahu a’lam
Sumber: Kompasiana