Acara dimulai pukul 10.30 dibuka dengan tilawah Al-Qur’an dan dilanjut dengan kata sambutan pertama dari presiden FORMMIT, Bapak Agus Andria. Beliau menyampaikan sangat senang dengan kerjasama antara RRI dan FORMMIT. Radio merupakan salah satu media penyampai berita yang efektif karena jaringannya yang luas. Melalui RRI khususnya RRI pro3, warga Taiwan bisa menyuarakan apa saja kepada dunia, karena siaran ini merupakan siaran luar negeri. Sambutan berikutnya dari perwakilan Dompet Dhuafa Hongkong, Bapak Abdul Ghofur sebagai sponsor dan perwakilan RRI, Direktur Pelayanan dan Pengembangan Usaha, Bapak Adnan Iskandar. Bapak Adnan menyampaikan sangat senang bisa membawa rombongan RRI ke negeri FORMOSA yang sejuk dan teratur ini untuk melatih teman-teman pekerja dan mahasiswa. Beliau juga menyampaikan pelatihan ini merupakan awal dari pelatihan rutin yang akan kita lakukan sampai terbentuk Radio Perantau Taiwan. Kerjasama antar FORMMIT dan RRI ini semoga bisa memfasilitasi temen-teman di Taiwan, menyebarkan dakwah Islam dan aspirasi teman-teman pekerja. Sambutan yang terakhir sekaligus membuka acara adalah sambutan dari KDEI, Bapak Yovial yang juga memberi dukungan.
Acara berdurasi 5 jam 30 menit ini dibagi menjadi 4 materi pelatihan. Materi pertama yaitu Manajemen radio yang diisi secara apik oleh Bapak Masduki Direktur Program dan Penyiaran. Peserta diajak menggambar dan berinteraksi membentuk pola kerja radio. Diselingi dengan ishoma, materi kedua mengenai peluang usaha bisnis radio diisi lagsung oleh Bapak Adnan Iskandar selaku Direktur bidang Pelayanan dan Pengembangan Usaha. Lagi-lagi peserta diajak berinteraksi dengan beliau, sehingga acara benar-benar hidup. Beliau melihat dengan kemajuan teknologi sekarang ini, peluang bisnis bidang radio sangat lah subur. Hanya bermodal internet kita sudah bisa membuat radio streaming. Banyaknya masyarakat Indonesia di Taiwan ini juga merupakan peluang bagi RRI untuk mengembangkan radio di Taiwan. Penyebaran dakwah Islam pun bisa lebih meluas. Informasi kondisi TKI dan TKW serta mahasiswa di Taiwan bisa disampaikan kepada kami-kami di Indonesia. Jika ada permasalahan ke tenagakerjaan radio juga bisa dijadikan sarana penyalur aspirasi dan advokasi.
Materi ke 3 yang lebih praktis yaitu How to be a good presenter. Bapak Kabul Budiono, Kepala Siaran Luar Negeri memberikan materi dan pengalamannya sebagai seorang penyiar. Suaranya yang mantap, terkontrol, serta gaya penyampaian yang santai tapi mengena membuat materi yang disampaikan mudah diserap. Pada kesempatan ini, panitia menunjuk secara spontan seorang peserta untuk menjadi moderator langsung praktek dengan beliau. Mba Listya Julie, atau lebih dikenal dengan Mba Julie dari MTYCIT, Chiayi, yang pernah profilnya dimuat INTAI diedisi sebelumnya, mendapat kesempatan berharga itu. Seorang penyiar harus memperhatikan kualitas suara, berwawasan luas sehingga yang disampaikan up to date dan tidak membosankan, dan punya integritas tinggi. Bapak yang juga membawahi program Voice of Indonesia ini menuturkan grogi saat pertamakali siaran itu wajar. Maka dibutuhkan persiapan sebelum siaran. Kalau perlu latihan bicara di depan kaca. Tapi memang karena beliau sangat berbakat, ketika salah seorang peseerta bertanya “Pernahkah bapak merasa grogi saat siaran?” beliau menjawab “belum pernah”. Jawaban yang membuat decak kagum para peserta.
Sampai pada materi terakhir yang tidak kalah seru How to be a good reporter . Pada sesi ini kita diajarkan bagaimana dalam waktu singkat, bisa membuat suatu laporan kegiatan atau laporan acara dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang langsung tepat sasaran kepada nara sumber. Membaca suasana dan membuat kalimat berita itu gampang-gampang susah dan ternyata ada teknik nya. Apakah berita yang akan kita sampaikan dari kalimat yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya. Bisa juga yang kita sampaikan itu dari hal-hal positif mengenai sesuatu sampai ke hal-hal negatif. Begitu juga sebaliknya. Bapak Eko Wahyuanto, Kepala Bidang Program dan Penyiaran lah yang menyampaikan materi ini. Beliau sudah tidak diragukan lagi dalam mewawancarai tokoh-tokoh penting di Indonesia. Kelas nya sudah sampai Bapak Presiden SBY. Wah keren sekali pelatih-pelatih kami.
Lengkap sudah materi yang disampaikan. Acara yang sangat berkesan dan sangat akrab ini membuat para peserta yang berjumlah 43 orang dari pekerja dan mahasiswa ini bagaikan sedang dilatih oleh keluarganya, guyub sekali. Penyampaian yang interaktif, serius tapi santai membuat peserta tidak bosan. Acara diakhiri dengan doa. Belum selesai sebenarnya. RRI memberikan satu hadiah untuk para peserta yaitu siaran langsung dari Taiwan dalam program Kampung Halaman. Bapak presiden FORMMIT, Agus Andria, Bapak Setyabudi Indartono dan Mba Julie mewakili peserta menyampaikan kepada masyarakat Indonesia ditanah air dan dunia tentang kegiatan ini dan kondisi TKI di Taiwan. Semoga ini menjadi awal yang baik buat semua.
Diakhir tulisan, kami dari media FORMMIT membuka peluang seluas-luasnya bagi temen-temen pekerja yang hobi dibidang radio atau berkeinginan menjadi reporter atau penyiar dan punya komitmen tinggi untuk bergabung di komunitas radio. Harapannya kita bisa mencontoh teman-teman pekerja di Hongkong yang punya keahlian di bidang radio. Ayo dukung pembuatan Radio Perantau Taiwan…
By: Ajeng-Media FORMMIT