Banyak hal yang menjadi misteri. Bahkan meski kini kakiku berpijak di tanah yang sangat jauh dari tanah tempatku dilahirkan, masih ada banyak jawaban yang belum kutemukan. Rahasia kehidupan selalu menjadi menarik bagiku.
Negeri Formosa dan Aku. Sebuah korelasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Aku berada disini demi sebuah tujuan mulia menuntut ilmu. Namun sebenarnya aku sadar bahwa keberadaanku di negeri dengan segudang daya pikir ini bermula dari sebuah pelarian.
Ya. Pelarian atas masalah-masalah yang kuhadapi sebelumnya. Bahwa aku masih tidak mampu menerima kenyataan atas apa yang terjadi pada keluargaku. Padahal sebelumnya diri ini menganggap keluargaku adalah keluarga idaman yang jauh dari skandal. Bahwa aku tidak kuat, sungguh tidak kuat bertahan di rumah sendiri
Untuk itulah aku pergi. Menempuh ribuan kilometer ke utara dengan dalih melanjutkan studi. Ini sungguh mimpiku yang menjadi kenyataan. Tapi, entah mengapa hati ini kosong seakan kehilangan jiwa. Pikiran ini masih tertuju pada tanah air.
Akankah semua akan lebih baik?
by Indah E.S
Itu tanya ku. Aku sayang ibu. Berat rasasnya meninggalkannya pergi jauh lagi setelah masa empat tahub perantauanku ke Yogyakarta. Namun, aku harus membuktikan pada ayah bahwa ia tidaklah membesarkan seorang pecundang. Aku bisa sukses. Aku yakin itu.
Masalahnya setelah aku tiba di Taipei dan belajar di NTUST, kampus tempatku menimba ilmu selama dua tahun kedepan, banyak hal myang tidak berjalan lancar. Mulai dari konflik dengan profesor di awal keterlibatan ku di labnya, mata kuliah yang begitu sulit, sampai penurunan kemampuan akademikku. Semua ini membuatku nyaris putus asa. Hingga aku berfikir apa keberadaanku di sini bukan sebuah kebetulan?
Dalam islam, sesungguhnya kebetulan itu tidak ada. Semua komponen di muka bumi ini, sekecil apapun itu, sudah diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Semua sudah tertulis dalam catatan takdir. Entah itu pertemuan, perpisahan, ataupun yang lainnya. Hal itulah yang lantas memnbuatku yakin bahwa ada sesuatu yang harus kucari tahu jawabannya atas tibanya aku di bumi Formosa.
Mungkin Allah ingin aku belajar dan mendewas. Untuk itulah Allah memberikanku kesulitan. Akan tetapi, Allah juga menghadirkan orang-orang baru untuk membersamai. Mereka-mereka yang mencerahkan pikiranku yang masih seperti