Tari Saman, lagu anak Indonesia dan Islam untuk anak SD di Taiwan

Sampai di Xinmin, susunan pun berubah menjadi 2-5 (wakakakak… dibahas.. Laoshi dan novan dikursi depan tanpa bisa disabotase. ciciw, mba Eti, aku, mba Dyah dibarisan kedua dgn susunan zigzag, n mba Wahid dipangku). Satu jam kami mesti bertahan dengan posisi seperti ini, karena ternyata sekolah yang kami akan kunjungi letaknya di Yunlin county bukan di Chiayi.. (“haaah.. apa??..hehe..baru tau pas dimobil). Tapi kami tetap bahagia.. (betul tidak???,….) begitu juga pak guru yang menyetir.

Sepanjang perjalanan kami habiskan untuk bertanya-tanya kepada laoshi tentang beliau dan sekolah yang akan kami kunjungi, tertawa dan mendiskusikan apa yang akan kami ajarkan ke anak-anak nanti. Yang pasti Tari Saman, tapi gerakannya kami inget-inget lupa.. “bisa lah itu, ntar kita liatin video yang di yutube dulu ke anak-anak dan semua guru, baru kita ajarin. Semoga ada internet disana”, celetuk salah seorang dari kami .. ” trus kalo nyanyi gmn? lagu apa ya?” mulailah kami melantunkan lagu anak-anak. Pertama, satu-satu aku sayang ibu. Laoshi langsung bilang “anak-anak sudah bisa lagu itu”.. walah keren amat… trus kita coba gubah lagunya ke bahasa mandarin.. tawa kami pecah mendengar gubahan ciciw.. (salah-salah hajar aja… hehe)..

Tak terasa sampailah kami di lokasi. Tepat pukul 14.00. Sekolahnya jauh dari keramaian, samping kanan dan kiri sawah, dan lahan tanaman pertanian lainnya, serta tambak-tambak. Sesekali terlihat rumah penduduk yang kecil dan terpisah cukup jauh satu sama lain. Walau di desa, sekolah SD nya keren euy. 2 lantai fasilitas lengkap. Turun dari mobil, mata kami langsung tertuju pada dinding sekolah dekat parkiran, ada gambar orang dengan pakaian khas Negara-negara di dunia serta bahasa nya. Yang bikin kami senang dan tercengang, ada gambar orang Indonsia lengkap dengan tulisan “Apa Kabar” dan orang arab laki-laki dan perempuan bercadar lengkap dengan tulisan “ ‘alaikumsalam “ dalam huruf arab. Wah keren banget nih sekolah.. tidak seperti yang kami bayangkan.


Bendera Negara, peta, pakaian adat, dan bahasa dari tiap Negara menghiasi tangga, dinding bahkan kaca. Peta Indonesia yang gede ada di Kaca dan dinding sekolah lho.. (bangga deh)

Kami disambut oleh kepala sekolah dan beberapa guru. Kepala sekolahnya seorang wanita dan ternyata beliau lulusan NCYU jurusan education lulus tahun 90an. Pak Lin dan murid setianya pun ikut menyambut kami. Indahnya pertemuan yang Allah rencanakan ini. Mereka ramah dan akrab. Tidak memandang aneh kepada kami. (biasanya kan yang berjilbab2 gini diliatin dari atas ampe bawah ma orang Taiwan T T).. Lalu Kami ditunjukkan ruang makan, yang ternyata semua murid makan disini dan gratis, karena rumah mereka yang jauh-jauh dan karena dari keluarga kurang mampu juga. “hoooo…”, serempak sambil manggut-manggut salut lagi dengan sekolah ini.

Kami terus berjalan menuju lantai 2 tempat anak-anak berkumpul. Inilah skenario Allah yang pertama, salah seorang diantara kami, Ciciw, belum sholat Dzuhur. Kami sampaikan ke Pak Lin “ Laoshi, wo yao bai bai”, tanpa ragu dan memang seperti itu seharusnya. Beliau langsung bilang “ oo.. sembahyang.. pray.. “, “sekarang ya? Menghadap kemana ? barat ya barat??, ayo dilantai 2 nanti biar anak-anak lihat cara kalian pray” balasnya antusias. Subhanallah beliau malah mo nunjukin cara kita sholat ke anak-anak.

“tapi saya mau ke toilet dulu, mau wudhu, cuci tangan laoshi”, pinta ciciw lagi. Beliau pun menunjukkan letak toilet.

Selesai melihat Ciciw sholat, laoshi mengulangi lagi “sebelum pray kalian harus cucitangan dulu ya.. “. Beliau pun menjelaskan ke anak-anak dalam bahasa mandarin. Lalu “ayo sekarang ajarin anak-anak cuci tangan (wudhu)”, pinta beliau penuh semangat sambil mengajak anak-anak.. Subhanallah Allahu Akbar.. scenario Allah yang ke dua. Kami bagaikan mendapat bonus bertubi-tubi hari itu.

Para guru dan 29 anak-anak kecil dengan wajah tanpa dosa itu berlarian dengan riang digiring laoshi ke keran air. Praktek wudhu pun dimulai. Pertama Novan dan mba Dyah praktekan pelan2.. mulai dari cuci tangan 3x, kumur-kumur 3x, trus bersihin hidung 3x, cuci muka 3x, trus tangan kanan sampai siku 3x pindah ke tangan kiri sampai siku 3x, ranho rambut pangkal kepala 3x, telinga kanan dan kiri masing2 3x dan terakhir kaki sampai mata kaki 3x.. “oo.. yang kanan duluan ya??.. 3 kali juga? Satu-satu jarinya juga dibersihin?” Tanya laoshi.. “iya kanan dulu 3x, jari-jarinya juga”.. seneng banget liat antusiasnya mereka..^^. Setelah itu, Laoshi dan anak-anak praktek secara bergantian.

Setelah belajar wudhu. .kami kembali ke kelas.. belajar yang sesuai undangan pun dimulai..(hehe..) diawali dengan perkenalan oleh kepala sekolah “mereka mba-mba dan kakak dari chiayi daxue. Mereka datang kesini mau ngajarin tari dan nyanyi. Mereka muslim makanya pake jilbab, penutup kepala.. “ kira-kira begitu translate nya.. trus ad anak-anak yang tanya “naho..wei shenme liang wei meiyou?”, “ kami jawab dengan tawa “nan ren bu yong , ranho ta (mba dyah) hai mei”.. hehe.. mereka juga ketawa.. trus kepala sekolah meminta anak-anak menyapa kami dengan bahasa Indonesia.. “ Selamat siaaaaangg…..”, rame buanget…. hehe…

Pelajaran pertama, nyanyi bareng.. Pak Lin kasih kode dengan siulan.. eh anak-anak itu langsung bisa tebak dan nyanyi.. yang bikin kagum.. lagunya lagu anak-anak Indonesia.. satu-satu aku sayang ibu, lagu kedua.. bintang kecil.. mereka punya versi bahasa mandarin nya juga lho.. gubahan Pak Lin. Trus lagu berikutnya.. pelangi-pelangi… pada lancar lagi nyanyi nya.. hua.. tepuk tangan kami berikan sebagai ungkapan senang dan salut. Anak Indonesia sendiri skrg gmn ya? Trus mereka juga bisa nyebutin satu sampai sepuluh.. wuih keren…

saatnya mengajarkan Tari Saman. Benar dugaan kami, disekolah ini ad jaringan internetnya. Keren amat. Sebelum mulai mengajar, kami tampilkan video performance Tari Saman waktu di expo, November kemaren. Mereka menyaksikan dengan seksama dan tanpa sadar tangannya ikut bergerak meniru gerakan di video.. hihihi.. lucu sekali anak-anak itu.. mereka suka dengan lagu dan kecepatan tangan di gerakan saman itu. Setiap pergantian gerakan tari, anak-anak dan para guru bertepuk tangan.. mereka suka dengan Tari Saman ^^.


pada sesi belajar gerakan saman.. kami membentuk lingkaran besar.. ad 4 orang pengajar ditengah mencontohkan gerakan pertama pelan2.. yi..er..san.. dst.

Memang dasar nya anak-anak pada aktif.. ngajarinnya mesti kemana-mana.. gerakannya jadi nambah.. tendang sana tending sini.. lari sana muter2..hehe.. tapi ada juga yang hanya melongo ngeliatin gerakan kami….seru banget..yang perempuan dan yang laki-laki semua belajar saman..

 

 

eh guru-guru nya juga mau belajar saman lho.. hehe.. tuh sama mba Eti.

tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 15.00.. saatnya istirahat sebentar.. anak-anak berhamburan keluar sedangkan kami bersiap untuk sholat ashar. seperti ketika sholat dzuhur, anak-anak n guru-guru itu tanpa diminta, tau-tau mereka sudah berkerumun didepan pintu mau memperhatikan kami sholat. tenang banget, begitu menghargainya,.. tak bersuara sedikitpun. Sholat dimulai “AllahuAkbar.. ..dst.. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh”.. sampai doa, suasana masih tenang.. anak-anak itu seperti berusaha mengerti apa yang kami kerjakan, melihat tiap detil gerakan dan mulut kami yang komat-kamit membaca bacaan sholat. Dalam doa kami memohon “Ya Allah hari ini mereka, anak-anak itu dan guru-guru itu belum muslim. Mereka minta diajari wudhu, mereka melihat gerakan sholat, pun mendengar lafaz kebesaranMu… Allahu Akbar. Jadikan momen ini momen yang selalu mereka ingat sampai kapanpun dan buatlah mereka penasaran dan terus mencari sampai menemukan kebenaran Islam. entah 1, 2,5, 10 atau bahkan 20 tahun lagi kami berharap merekalah penyubur dakwah Islam di FORMOSA ini. Amiin”.

Setelah sholat, kami dan anak-anak kembali kekelas belajar tari saman lagi.. kali ini kelas dibagi 4 kelompok besar supaya latihannya lebih efektif.. seorang guru memberikan sekantong kain. Mau nyamain seragam kita pas nari di video itu katanya.. wah.. kami seneng banget, apalagi anak-anak.. satu persatu mendatangi kami dan minta dipakaikan sarung.


Skenario Allah yang ke 3 sepertinya harus segera dijalankan.. melihat kain-kain itu, dua orang diantara kami saling pandang dan .. hayuk.. “ni yao yong zhe ge ma? yi yang ken jie jie ” adeknya senyum-senyum sambil mengiyakan.. senengnya si adik kecil yang kalem itu mau. kami pakaikan dia jilbab warna hitam corak bunga-bunga.. sontak semua bilang “huaaaaa…. Ni hen ke ai.. zhen de hen ke ai.”

Bu guru dan pak guru yang lihat langsung senyum-senyum, seneng dan mendokumentasikan nya, mba dyah juga. Tak cuma satu orang, 2 orang anak lainnya pun kita ajari memakai jilbab.. mereka suka.. guru-gurunya juga suka, ..alhamdulillah. Semoga besar nanti pake jilbab ya nak. Amiin. Langsung foto-foto lagi.

Kemudian kami bermain lagi. Di sebelah kiri Novan sedang asik ngajarin permainan tangan.. wah ini mah untuk anak laki-laki.. novan langsung dikerubutin tuh..(kayaknya ngomongnya pake bahasa tubuh ya van.. hehe). Mba dyah ikutan jadi pengajar saman, ngajarin kelompok anak-anak perempuan lainnya. Sambil main dan nanya macem-macem ke anak-anak, tiba-tiba terbersit ide untuk kasih nama Islam atau Indonesia ke mereka “ Wo kei ni inni de ming zi, hao bu hao?” … “hao”, jawab mereka sambil senyum khas anak-anak. “ok, ni de inni ming zi shi aisyah.. aisyah, bu yong wang ji, hao bu hao?” .. “aisyah..aisyah”, aisyah mengulang namanya dgn bentuk mulut yang lucu. Anak lainnya nada, talisa. “jie jie.. wo ne”, anak lainnya minta juga.. “ni hmmm…aha… bunga”.. “bunga, hao”, ulangnya sambil mengingat-ingat .. (hehe.. harusnya potong kambing ya kasih nama orang begini).. ada anak perempuan berikutnya kami kasih nama balqis, sarah, syifa, annisa yang kelas 6, anak laki-laki kami kasih nama irfan dan yusuf.

Tak terasa kelas berakhir begitu cepat. Tepat pukul 16.00. kami pun harus menghentikan permainan kami.. anak-anak berbaris sebelum pulang. Mereka mendapat bingkisan dari sekolah. Sebagian ada yang sudah dijemput orang tuanya. Kami pun berpamitan dengan orang tua dan guru-guru. Sungguh pengalaman Luar biasa.

Bahagia, ceria, senang, semangat, aktif, hangat, dan penuh tawa .. itulah anak-anak.. Semoga yang kami ajarkan bermanfaat dan selalu kalian ingat.. terutama wudhu, sholat, dan pake jilbab nya.. amiin. Tari Saman dan lagu Indonesia dan nama Indonesia kalian juga ya jangan lupa. Ini bukan yang pertama dan terakhir kami kesana. Kalian sudah membuat kami senang teman-teman kecil. Kami akan berkunjung lagi ke sekolah kalian.

Bye bye.. aisyah, sarah, syifa, nada, talisa, bunga, annisa, irfan , yusuf, dan 20 orang anak lainnya yang belum sempat kami kasih nama Indonesia.. Sukses buat kalian teman-teman kecil.

Ini cerita dari Sekolah pertama yang kami kunjungi dari program Saman Dance for Kids of Taiwan (Pinjem nama dari Pak Tya). (karena semua Laskar Chiayi = anggota FORMMIT, jd kegiatan ini boleh dong kami berikan untuk FORMMIT). Selanjutnya?? Yuk FORMMIT keliling ke sekolah-sekolah untuk ngenalin Saman plus Islam ke anak-anak. ^^ Tim Saman temen-temen FORMMIT di tiap kampus bisa tuh ngadain kunjungan juga.

[by : Media FORMMIT]

 

Comments

comments

One thought on “Tari Saman, lagu anak Indonesia dan Islam untuk anak SD di Taiwan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *