Jejak Perjuangan Ramadhan di Taiwan Selatan

Oleh: Faizal Azmi Setiawan
National Cheng Kung University (NCKU) – Formmit Selatan Satu

 

Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana segala pahala amal kebaikan akan dilipat gandakan walaupun masih hanya sebatas niat. Tidak heran jika banyak orang menanti dan merindukan Ramadhan dalam hatinya. Inilah cerita singkat kami dalam mensyiarkan semangat dan perjuangan nilai-nilai islam pada bulan Ramadhan di Taiwan Selatan, khususnya di kota Tainan dan Chiayi.

Satu minggu sebelum Ramadhan tiba, kami berinisiatif untuk mengadakan sebuah kajian untuk membekali warga muslim di sekitar kota Tainan dengan ilmu-ilmu yang dibutuhkan agar sukses dalam menjalani Ramadhan tahun ini. Dibentuklah acara Tarhib Ramadhan. Dalam kajian ini kami mengundang Ustadz Tri Noviantoro Murad sebagai pemateri. Dalam isi kajiannya beliau menjelaskan hal-hal yang perlu disiapkan saat Ramadhan tiba. Sehingga kita bisa mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah di bulan Ramadhan.

Seminggu berlalu, Ramadhan pun hadir ditengah kesibukan kami sebagai mahasiswa. Tidak seperti di Indonesia, negara kami. Dimana terdapat libur awal Ramadhan yang menjadi kesempatan kami untuk fokus beribadah. Di tengah tugas-tugas yang sangat banyak dan jadwal perkuliahan yang cukup padat, kami harus bisa membagi aktivitas kuliah dengan ibadah. Jika tidak demikian, akankah Ramadhan kita biarkan berlalu dengan begitu saja tanpa ada ibadah yang spesial di dalamnya. Tidak, tidak akan kami biarkan Ramadhan berlalu begitu saja.

Dalam Ramadhan ini kami membuat beberapa rangkaian kajian dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan keilmuan dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Karena tidak hanya mahasiswa dari Indonesia saja, melainkan mahasiswa dari negara lain seperti Pakistan, India, Nigeria dan Mesir juga berpartisipasi dalam kegiatan kami. Pada minggu pertama Ramadhan kami mengadakan kajian yang membahas tentang “Makna dalam Ayat – Ayat Shaum”. Kajian ini diisi oleh Ustadz Tri Noviantoro Murad. Beliau menjelaskan dengan rinci kepada jamaah tentang kandungan makna yang terdapat dari beberapa ayat-ayat shaum seperti pada Surat Al-Baqarah ayat 183-187. Setelah kajian selesai, kami menutupnya dengan buka bersama. Terlihat suasana berbuka sangat harmonis karena kami bisa duduk dan berbuka bersama dengan mahasiswa muslim negara lain. Situasi ini mengingatkan kami akan Firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pada minggu kedua Ramadhan 10 Juni 2017, kami bersilaturrahmi dengan mahasiswa muslim Indonesia yang berada di Chiayi, tepatnya di National Chiayi University (NCYU). Kami mengadakan kajian tentang jalan menuju masyarakat muslim madani. Materi ini disampaikan dengan baik oleh Adnan Kasofi, Mahasiswa Master jurusan International Management Business di National Cheng Kung University. Setelah kajian selesai, kami melaksanakan buka bersama dengan mereka. Memang tidak terlalu banyak mahasiswa muslim yang ada di NCYU. Namun, semangat mereka untuk hadir pada kajian ini patut dijadikan teladan. Dikarenakan dari segi lokasi NCYU yang terpisah pada beberapa fakultasnya dan juga jarak antaranya cukup jauh. Situasi ini jauh berbeda dengan kami yang mayoritas datang dari NCKU. Dimana kampus dan dormitory kami sangatlah berdekatan. Itu menjadi pelajaran bagi kami untuk tetap menjaga semangat berdakwah di jalan Allah.

Pada keesokan harinya, kami berkunjung kembali ke Chiayi. Tapi, kali ini kami akan bersilaturrahmi dengan para Buruh Migran Indonesia (BMI). Disana kami mengadakan kajian tentang “Memanfaatkan Ramadhan Untuk Meraih Ampunan” dengan Ustadz Tri Noviantoro sebagai pengisi kajian. Kajian pun dimulai dan para BMI mendengarkan isi materi dengan seksama. Dalam sesi tanya jawab, para BMI banyak bercerita sekaligus bertanya tentang permasalahan-permasalahan yang mereka alami saat bulan Ramadhan di Taiwan Selatan. Mulai dari keringanan (rukhsah) untuk tidak berpuasa dan cara mengqadhanya, membayar fidyah, hingga tata cara berzakat. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menandakan antusias mereka dalam mengikuti kajian untuk menambah keilmuan. Yang cukup menjadi perhatian kami adalah ditengah beratnya pekerjaan dan padatnya jam kerja, mereka masih tetap melaksanakan ibadah wajib. Dalam kondisi hidup di negara non-muslim seperti ini, menurut kami jelas tidaklah mudah. Kecuali dihati mereka telah terbentuk ketaatan terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala. Setelah kajian selesai, kami melanjutkannya dengan berbuka bersama.

Pada minggu ketiga Ramadhan, Ustadz Agus Wahid Rahman berkunjung ke Tainan. Beliau memberikan beberapa kajian diantaranya keutamaan dzikir, muraqabah dan muhasabah, dan menjaga kehalalan harta. Di minggu ini kami juga mengadakan itikaf yang bertempat di Masjid Assalam dan Musholla Shengli. Alhamdulillah jamaah itikaf di kedua tempat dapat istiqomah sampai hari terakhir Ramadhan. Mengingat itu adalah minggu-minggu ujian akhir dan tugas akhir mata kuliah, namun tak mematahkan semangat kami di bulan Ramadhan ini.

Ramadhan telah berlalu, meninggalkan kami dengan banyak pelajaran yang dapat dijadikan contoh di bulan selanjutnya. Gema takbir dari Musholla Shengli dan Masjid Assalam terdengar syahdu. Ada rasa yang luar biasa spesial saat kami berada di negara non-muslim dengan populasi masyarakat muslim minoritas dan kami menggaungkan kalimat-kalimat Tauhid, kalimat-kalimat kemenangan. Subhanallah.

1 Syawal pun tiba. Pagi itu kami bergegas menuju Masjid Assalam untuk menunaikan shalat Idul Fitri. Sekitar 150 orang hadir memenuhi Masjid Assalam. Shalat Idul Fitri dipimpin oleh Ustadz Krismansyah sebagai Imam dan Ustadz Asiandi Ahmad sebagai Khatib. Melihat jamaah datang dari berbagai negara, Sang Khatib memberikan ceramah dalam dua Bahasa yaitu, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Mengamati kondisi seperti ini rasanya sangat luar biasa. Dimana perjuangan kami selama Ramadhan untuk tetap istiqomah dengan ibadah, ditengah kesibukan kuliah dan masyarakat yang mayoritas non-muslim. Sungguh pengalaman berharga bagi kami. Banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kami ambil. Semoga Allah menerima ibadah kami dan perjuangan dakwah yang kami lakukan di bulan Ramadhan ini. Aamiin.

Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum

Comments

comments

One thought on “Jejak Perjuangan Ramadhan di Taiwan Selatan

  1. Terimakasih, infonya sangat bermanfaat kak.
    Oh iya boleh selain forum disini ada tidak grup di WA atau ig untuk muslim yg mendapat beasiswa di ncku? Karena saya ingin lanjut disana hanya saja orangtua masih takut khidupan disana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *