Jangan Ceroboh Memilih Jodoh (Bagian 1)

Secara umum, semua orang pasti menginginkan pendamping yang mampu memberikannya kebahagiaan. Dan seiring dengan perkembangan zaman (teknologi dan informasi), berbagai acara dimunculkan sebagai media penghantar, yang memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Sebagai contoh, acara gelar jodoh di sebuah stasiun TV semarak pengikut.

Ada juga, SMS jodoh. Tinggal ketik “REG (spasi) Jodoh dan kirim ke ….” Maka secara spontanitas, ciri/tipe pasangan yang cocok bagi pemirsa yang sedang berkelana mencari pasangan, akan muncul. Gaung bersambut, acara sejenis ini, banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

Pertanyaannya, benarkah cara-cara demikian akan menghasilkan pasangan yang akan memberi kebahagiaan seperti yang didamba-dambakan? Lalu, bagaimana sebenarnya tipe pasangan yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan hakiki itu?

Nikah Sebagai Ibadah

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan manusia secara proporsional, sehingga tidak satu pun ajaran yang telah ditetapkannya, kecuali membawa kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Sebagai makhluk biologis, sudah barangtentu mereka (manusia) membutuhkan pasangan hidup, untuk melampiaskan hasrat birahinya.

Dan demi kebaikan tatanan manusia, baik secara individu ataupun jama’ah, syari’ah atau sosial, Islam menganjurkan kepada bani Adam untuk menikah, sebagai sarana yang suci, yang diberkahi, dalam menyalurkan naluri biologisnya tersebut. Selain itu, ia juga menjadi sarana yang akan menjauhkan manusia dari perbuatan zina, yang mana tindakan tersebut telah diharamkan oleh Allah. “Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan jalan yang paling buruk” (QS. Al-Israa’:32). Demikianlah ketegasan Allah, mengenai hubungan di luar nikah.

Anjuran untuk menikah, secara langsung difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran, surat An-Nisa’ ayat 2, ”Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi….”

Sedangkan dalam hadits, Rasulullah bersanda:  “Hai para pemuda! Barangsiapa di antara kamu sudah mampu kawin, maka kawinlah; karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari)

Karena menikah adalah ibadah, oleh sebab itu proses menuju ke sana juga harus berlandaskan syari’at (silakan dibuka semua kitab fikih yang membahas tentang syarat dan rukun nikah). Tidak itu saja, untuk memastikan bahwa calon pasangan kita itu merupakan tipe orang yang akan membawa keselamatan bagi keluarga di dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan,  kemudian malaksanakan pesan Nabi mengenai kriteria calon pasangan hidup, yang dapat membawa angin keselamatan. (Bersambung)

Sumber: Hidayatullah.com

 

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *