Pada tanggal 22-23 November 2011 dan berlokasi di 1st Floor International Building, National Taiwan University of Science and Technology, Taipei, International Muslim Culture Exhibition ini digelar. Terdapat dua poin utama dalam menampilkan Islam, yaitu:
1. Menampilkan komponen-komponen Islam dari berbagai sisi yang ditunjukkan melalui stand-stand, antara lain:
a. Science and Technology Stand (Stand Sains dan Teknologi)
Stand ini menampilkan ilmuwan-ilmuwan Muslim di masa keemasan Islam, antara lain: Al-Zahrawy (ahli bedah dan kimia), Al-Khawarizmi (pencetus dan pengembang matematika, aljabar, dan ilmu ukur), Ibnu Firnas (ilmuan pertama yang mengembangkan konsep dasar pesawat terbang hingga akhirnya mampu melayang di udara), Al-Haytham (penemu konsep dasar optik yang hingga saat ini masih digunakan dalam produk-produk kamera), Al-Jazary (ilmuan pertama yang menciptakan sistem robotik dan automasi), Maryam al-Astrulabi (ilmuan wanita yang mengembangkan astrolabe yang merupakan konsep dasar GPS yang digunakan hingga saat ini), hingga Laksamana Zheng He (Panglima Perang Muslim Cina yang telah menjelajah dunia dan menemukan Benua Amerika jauh sebelum Christophorus Colombus menemukannya).
Selain menyajikan karya-karya para ilmuan Islam, stand ini pun menyajikan penjelasan mengenai beberapa fenomena alam yang telah termaktub di dalam Al-Qur’an, seperti mengenai kebundaran bumi dan pergerakan gunung-gunung. Beberapa materi yang ditampilkan juga diperoleh dari 1001 Inventions, sebuah yayasan yang bergerak di bidang sains dan peradaban Islam.
b. Halal Food Stand (Stand Pangan Halal)
Pola dan perilaku mengkonsumsi makanan para Muslim di Taiwan menjadi hal yang sangat menarik bagi para penduduk lokal. Umat Muslim tidak mau mengkonsumsi daging babi yang notabene menjadi konsumsi utama mayoritas penduduk Taiwan. Hal yang sangat mengherankan bagi penduduk lokal pula adalah umat Muslim yang tidak dapat mengkonsumsi bir, meskipun sudah mereka yakinkan berkali-kali bahwa bir Taiwan menjadi salah satu kegemaran para turis mancanegara.
Berbagai pertanyaan akhirnya terlontar di stand ini. Stand ini menyediakan penjelasan mengenai pangan halal, baik berbagai jenisnya, cara memperoleh/menyembelihnya, hingga cara pengolahannya. Pengunjung pun diberikan beberapa makanan yang sangat membuat mereka tertarik, yaitu kurma dan biryani. Biryani adalah menu spesial dari Pakistan.
c. Annual Event (Hajj and ‘Eid ul-Adha) Stand (Stand Ibadah Tahunan, Haji, dan Idhul Adha)
Stand ini memberikan penjelasan mengenai sejarah ibadah haji dan qurban, tata cara pelaksananya, hingga miniatur suasana haji di Mekah. Antusiasme pengunjung terlihat begitu meriah di stand ini. Pengunjung memperhatikan dengan seksama penjelasan-penjelasan yang diberikan.
d. Salah and Five Pillars of Islam (Stand Shalat dan Lima Rukun Islam)
Stand ini menjelaskan mengenai syahadat (witnesses), shalat (prayer), zakat (alms), dan shaum (fasting), sedangkan untuk haji (pilgrimage) dijelaskan dalam stand yang berbeda. Di stand ini pun pengunjung diberi kesempatan untuk melihat bahkan mencoba gerakan-gerakan shalat. Banyak pengunjung yang terpikat dan terpesona dengan uniknya gerakan shalat.
e. Women in Islam (Stand Kemuslimahan)
“Wanita Muslim itu pemalu karena mereka menutup rambutnya dengan kain”, begitu ucap seorang teman Taiwan ketika ditanya pendapatnya mengenai Muslim. Begitu terheran-herannya masyarakat lokal ketika ia melihat wanita yang seluruh tubuhnya ditutup oleh baju panjang dan yang terlihat hanyalah wajah dan telapak tangannya saja. Oleh karena itu acara ini menyediakan penjelasan khusus mengenai wanita muslim, hak-hak mereka, dan menepis tuduhan tentang timpangnya hak antara laki-laki dan perempuan.
Bagian yang paling menarik dari stand ini adalah “hijab challenge”, yaitu setiap pengunjung wanita diberikan kesempatan untuk mengenakan jilbab. Banyak pengunjung wanita yang mencoba tantangan ini dan mereka memberikan respon yang sangat positif. Setidaknya hal ini mampu merubah paradigma berfikir masyarakat lokal tentang perempuan Muslim.
f. History of Islam in Taiwan (Sejarah Islam di Taiwan).
Berdakwah kepada sekelompok masyarakat tentu saja harus menghormati budaya yang ada pada masyarakat tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ketertarikan mereka akan apa yang dibawa. Begitu pula yang dilakukan dalam acara ini, bekerja sama dengan CMA (Chinese Muslim Association) Taiwan, panitia menyediakan penjelasan mengenai sejarah Islam di Taiwan di mana pada mulanya, Muslim Taiwan berasal dari masyarakat Muslim dari dataran Cina yang bermigrasi bersama dengan pemerintah nasional.
2. Menyediakan waktu untuk tanya jawab dengan pengunjung, baik dalam Bahasa Mandarin maupun Bahasa Inggris.
Begitu banyaknya pertanyaan terlontar dari para pengunjung tentang Islam. Mulai dari gaya hidupnya, kewajiban-kewajibannya, hingga konsep Tuhan, semua itu difasilitasi pada acara ini. Penjelasan mengenai Islam dalam bahasa Mandarin dibantu oleh Imam Masjid Besar Taipei Imam Musa dan juga oleh seorang Muslim keturunan Cina-Kanada, Mr. Ibrahim, anggota Islamic Center di Vancouver, Kanada. Antusiasme pengunjung terlihat dari beraneka ragam pertanyaan yang terlontar.
Acara yang berlangsung dua hari itu berlangsung ramai dan meriah. Begitu banyak pengunjung yang memberikan testimoni positif terhadap acara ini dan berharap dapat melihat acara seperti ini lagi tahun depan. [Muhammad al-Fatih]