Berhubung masjid sangat ramai maka panitia pun menyediakan tempat shalat tambahan di pelataran masjid yang telah dipasang tenda dan diberi alas, sehingga jamaah bisa shalat dengan nyaman tanpa harus merasakan teriknya matahari. Sebelum shalat Ied dimulai, diberikan arahan tentang tata cara shalat Ied karena masyarakat Taiwan mengikuti tatacara Madzhab Hanafi, sehingga tidak terjadi kesalahan gerakan shalat pada saat shalat dilaksanakan, mengingat sebagian besar jamaah adalah berasal dari Indonesia yang menganut Madzhab Syafi’i.
Sholat Ied dilaksanakan tepat pukul 8.30 waktu Taiwan kemudian dilanjutkan dengan khutbah oleh Imam Masjid Longgang, yang intinya adalah pesan dan makna hari raya Idul Adha (walaupun sebagian besar tidak paham karena disampaikan dalam bahasa mandarin). Setelah khutbah selesai acara dilanjutkan dengan makan bersama yang telah disediakan oleh pihak masjid.
Penyembelihan hewan qurban kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mengandalkan kerjasama rekan-rekan FOSMIT dan masyarakat lokal Taiwan, karena dilaksanakan di masjid. Setelah penyembelihan dan pembagian daging selesai maka giliran kita dan teman-teman FOSMIT menikmati daging qurban dengan membuat sate bersama. Bakar sate bareng ini semakin meningkatkan silaturahim kita dengan masyarakat lokal Taiwan karena kita bisa saling bercengkerama dan berbagi. [Novita Rosyida]