Tips: Mengecilkan pori-pori di wajah

Memiliki pori-pori wajah yang besar walaupun bukan merupakan suatu hal yang berbahaya secara medis, akan tetapi dapat mengganggu penampilan. Karenanya, banyak orang, pria dan wanita, yang berusaha keras supaya pori-pori di wajah mereka mengecil.

Secara umum, yang lebih peduli terhadap masalah ini adalah kaum hawa, terutama bagi mereka yang sudah menikah. Alasannya ? Apalagi kalau bukan untuk membuat suami semakin terpesona kepada istri tercinta.

Beberapa penyebab pori-pori wajah membesar, diantaranya:

Terjadi penyumbatan pori-pori akibat kotoran atau kosmetik

Pemakaian kosmetik yang tidak tepat dalam jangka waktu tertentu

Produksi minyak wajah yang berlebih

Kulit wajah yang kebersihannya tidak terjaga

Faktor genetik

Melihat kondisi ini banyak perusahaan berinisiatif untuk membuat solusi kosmetik untuk mengecilkan pori-pori wajah, tentunya dengan basis bahan kimia sintetis. Namun tahukah Anda, bahwa sebetulnya kita tidak perlu memakai obat kimiawi tersebut pun, pori-pori di kulit dapat mengecil dengan berbagai cara yang lebih alami. Berikut di antaranya :

Masker Herbal Wortel

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pori-pori yang besar adalah dengan memakai masker herbal wortel di wajah ukhti. Mengapa wortel? Sebab seperti dijelaskan oleh Joni Loughran, penulis “Natural Skin Care”, wortel banyak mengandung vitamin A dan beta-karoten yang bersifat sebagai anti oksidan dan juga tonik untuk wajah, yang membantu untuk membersihkan jerawat dan membersihkan pori-pori yang tertutup oleh kotoran. Debu, kotoran, infeksi, dan juga kulit sel yang mati membuat pori-pori di wajah secara alami menjadi melebar. Hal inilah yang menyebabkan pori-pori menjadi besar dan terlihat tidak bersih.

Dengan memakai masker wortel yang telah dikukus dan dihaluskan, akan sangat membantu untuk membersihkan pori-pori yang tertutup oleh debu, di mana proses ini akan membuat pori-pori menjadi tertutup kembali. Selain itu, kosmetik herbal wortel akan menambah jumlah vitamin A di dalam tubuh, yang membantu menjaga kulit agar selalu segar dan sehat.

MALU, Mahkota Muslimah Shalehah

Bismillahirrahmanirrahiiim,

Assalamu’alaikum wr wb,

Berikut ringkasan materi kajian online kemuslimahan pada 19 Oktober 2012 yang disampaikan oleh Ustadzah Titi Sari Dian Pertiwi; yang telah menyelesaikan S1 bidang Teknologi Hasil Perikanan di Universitas Diponegoro, dan S2 Double Degree Universitas Brawijaya dan National Sun Yat Sen University, Kaohsiung, Taiwan, di bidang Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan.

“Muslimah cantik, menjadikan malu sebagai mahkota kemuliaannya…”

Malu adalah akhlak yang menghiasi perilaku manusia dengan cahaya dan keanggunan yang ada padanya. Inilah akhlak terpuji yang ada pada diri seorang lelaki dan fitrah yang mengkarakter pada diri setiap wanita. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika ada wanita yang tidak ada rasa malu sedikitpun dalam dirinya. Rasa manis seorang wanita salah satunya adalah buah dari adanya sifat malu dalam dirinya.

Apa sih sifat malu itu? Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”

Ada tiga jenis sifat malu, yaitu:

1. Malu yang bersifat fitrah. Misalnya, malu yang dialami saat melihat gambar seronok, atau wajah yang memerah karena malu mendengar ucapan jorok.

2. Malu yang bersumber dari iman. Misalnya, seorang muslim menghindari berbuat maksiat karena malu atas muraqabatullah (pantauan Allah).

3. Malu yang muncul dari dalam jiwa. Misalnya, perasaan yang menganggap tidak malu seperti telanjang di hadapan orang banyak.

Karena itu, beruntunglah orang yang punya rasa malu. Kata Ali bin Abi Thalib, “Orang yang menjadikan sifat malu sebagai pakaiannya, niscaya orang-orang tidak akan melihat aib dan cela pada dirinya.”

“Buat Apa Berkerudung Kalau Kelakuan Rusak” Benarkah?

Perempuan yang baik adalah yang bagus agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah agama dalam hati bukan dalam penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih bagus perempuan tidak berkerudung tapi baik kelakuannya (beragama) daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama (tidak baik kelakuannya)? Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang berkerudung dan beragama sekaligus.”

Kenapa?