Putus Mata Rantai Penyebaran HIV AIDS : Cukup Empat Kata!

1 Desember diperingati sebagai hari AIDS se-dunia, memasuki peringatan tersebut, Thabo Mbeki, mantan presiden Afrika Selatan periode 14 Juni 1999-25 September 2008  mendapat kecaman atas kebijakannya mengenai penanggulan HIV Aids di Negara yang sejumlah 18.8% dari total populasi orang dewasanya terinfeksi HIV (lebih kurang 5,5 juta orang). Berdasarkan penelitian Harvard School of Public Health Study kebijakan yang diambil oleh Mbeki justru telah membunuh sebanyak 330.000 orang pengidap HIV  dan menyebabkan 35.000 bayi lahir dengan membawa penyakit tersebut.

Konversi Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia

Kenaikan harga BBM tak pelak menimbulkan efek domino di banyak sektor lain. Hasil kajian simulasi model dengan menggunakan “time series” data, yang dilakukan Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi Reforminer Institute sebelum kenaikan harga dilakukan, memprediksi kenaikan harga berbagai jenis BBM dari mulai minyak tanah, solar, dan premium, sebesar 30 persen akan membawa dampak terhadap pertumbuhan pengangguran sebesar 16,92 persen per tahun. Mengacu pada angka pengangguran pada Februari 2007, dimana pengangguran tercatat sebesar 10,5 juta orang, maka kenaikan BBM kali ini berpotensi melonjakkan angka pengangguran sebesar 3,4 juta orang. Ini tentu saja jika mengacu pada angka resmi yang dirilis BPS, yang dipermasalahkan oleh sementara ekonom karena memasukkan orang yang hanya bekerja 1 jam seminggu sebagai pekerja. Fakta di lapangan, bisa jadi lebih besar dari angka tersebut.

Mengais (Lagi) Hak TKI (Mencoba) Dengan Tangan HAM

Assalamualaikum wR. wB.

Bro and Sis, selamat. Anda telah menikmati hak keberagamaan anda. Sholat, puasa, menutup aurat, makanan halal….dengan sedikit saja keberanian dan usaha, bisa anda rengkuh semua. Tapi, 120 ribu saudara anda di bumi Formosa ini, belum semuanya menikmati hak keberagamaannya itu.

Biasanya saya paling muak bicara HAM (yang selalu bermuka dua), tapi kali ini saya terpaksa menggunakannya, karena persepsi menggunakan kacamata Islam – masih sering dianggap menjadi domain private – tidak layak diurusi menjadi domain publik, apalagi di-“advokasi” menjadi urusan urgen dan mendesak. Sms-sms itu, dan keluhan, laporan, curhat mereka….mendesak saya untuk berbagi dengan anda, dengan memakai tangan si HAM ini.

Gerontokrasi vis a vis Jeunisme dalam Kepemimpinan Bangsa Indonesia

(Refleksi 80 Tahun Sumpah Pemuda)

Muak. Itu perasaan yang tepat yang dirasakan Farid terhadap segala perkaitan hidupnya dengan semua yang kotor dan tertular kolonial. Itu pula yang menjadi alasan Farid untuk pergi dan melupakan ayahnya yang memilih menjadi NICA. Farid, pemuda Bekasi yang hatinya terbakar api revolusi, adalah tokoh anonim protagonis yang digambarkan dengan apik oleh Pramoedya Ananta Toer dalam romannya yang paling dini, Di Tepi Kali Bekasi.

Di Tepi Kali Bekasi melarungkan Bekasi sebagai daerah protes sosial dan perlawanan, sejak zaman particuliere landerijen (tanah-tanah partikelir), zaman Jepang, sampai kemerdekaan. Jika Chairil Anwar memakainya dalam Karawang-Bekasi, maka Pram mencomotnya sebagai setting sebuah epos tentang revolusi jiwa angkatan muda, dari jiwa jajahan, hamba, jongos, dan babu menjadi jiwa merdeka. Ada semacam kredo yang dipekikkan Pramoedya dalam novel ini, bahwa proposal masa depan selalu berada di tangan angkatan muda. (Lentera Dipantara, 2003)