“Ngaji” Malam Tahun Baru, Muhasabah Diri Ala Forsel

formmit.org – Berbagai cara dilakukan merayakan tahun baru., ada yang bersenang-senang, jalan-jalan hingga ke 101 Taipei, bakar bakar atau barbeque ada juga yang hanya berdiam di kamar. Namun, kali ini ada yang berbeda dengan pergantian tahun ini. Laskar Formmit Selatan (Forsel) bekerja sama dengan Takmir Masjid  Assalam, Tainan mengadakan kegiatan bertajuk Kajian Malam Jumat (KAMAT) dan Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT). Kegiatan ini memang sengaja dilaksanakan di penghujung tahun 2015 dan mengawali tahun 2016 dengan mengaji dan bermalam di Masjid.

Tak kurang ada 17 peserta yang tergabung dalam KAMAT yang terdiri dari berbagai mahasiswa dan buruh migran Indonesia (BMI) di wilayah Taiwan Selatan. Bahkan peserta paling jauh yakni pak Didit  Rahardian berasal dari Pingtung County, salah satu wilayah paling ujung di Taiwan Selatan. Biasanya KAMAT dilaksanakan secara online tapi kali ini Laskar Forsel melakukan inisiatif dengan menggabungkan kajian online dan langsung bagi teman-teman ikhwan yang juga datang untuk MABIT.

Pemateri yang mengisi KAMAT pun tak tanggung-tanggung didatangkan langsung dari Taichung, wilayah Taiwan Tengah. Kali ini Laskar Forsel mendatangkan Ust. Syahruramdhani Harun, mahasiswa Master di Central Taiwan University of Science and Technology. Bersama beliau ada juga tamu spesial yang datang dari Taichung, sengaja datang untuk mengikuti KAMAT dan MABIT di kota Tainan.

Screen Shot 2015-12-31 at 22.36.35
Kajian Malam Jumat tengah berlangsung

Bak gayung bersambut, momen akhir tahun dijadikan sebagai refleksi bagi tiap orang meski kali ini adalah awal tahun masehi bukan tahun baru hijriah. Tema yang diangkat adalah “Menggugah Perbaikan Diri, Lahirkan Kesalihan Pribadi” disampaikan pada malam hari itu. Untuk apa kita hidup? Itulah satu pertanyaan kritis pertama untuk menggugah perbaikan diri kita. Apakah yang sudah kita lakukan di tahun lalu sudah mencerminkan bahwa tujuan hidup kita semua mestinya tertuju untuk Alloh SWT? Tersebut dalam QS Al an’am: 162 “Katakanlah (Muhammad) Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam”.

Kemudian banyak dan segeralah bertaubat yang mengandung makna memohon ampun, menyesal, dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali. Muhasabah ini dimulai dari mengevaluasi diri kita sendiri, mulai saat ini dan dari hal terkecil. Dengan senantiasa bermuhasabah diharapkan kita menjadi pribadi yang shalih yaitu pribadi yang banyak membawa manfaat bagi orang lain.

Kegiatan KAMAT berlangsung hampir 3 jam dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama bagi ikhwan yang menjalankan MABIT di Masjid Assalam. Senyampang makan, para peserta juga melakukan senda gurau melepas kangen dan penat. Selain itu peserta juga dimanjakan dengan nonton streaming film premier “Alif Lam Mim”, salah satu film laga religi yang juga diputar bersamaan di salah satu TV nasional Indonesia.

1924029_10207707643116579_3735329410364061111_n
Para peserta kamat dan mabit guyup makan bareng

Beberapa para peserta ada yang sudah lelah dan beranjak tidur, sementara yang lain masih asyik menonton siaran film yang ditampilkan panitia.

Tepat pukul 4.30 pagi, para peserta kembali melaksanakan qiyamul lail yang dipimpin oleh Ust. Asiandi Ahmad, mahasiswa doktoral di NCKU Taiwan dan dilanjut dengan sholat Shubuh berjamaah. Setelah sholat Shubuh, agenda kuliah tujuh menit (kultum) diberikan oleh Ust. Tri Noviantor Murad terkait dengan keutamaan melakukan hisab pada diri sendiri sebagai wahana perbaikan diri. Agenda dilanjutkan dengan sarapan bersama sambil ngobrol santai (Yani-Forsel).

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *