formmit.org – Menjalani hidup di negara asing bukan perkara mudah seperti membalikkan telapak tangan. Terutama hidup di negara yang minim dengan penduduk muslim. Sederet tantangan harus dihadapi terutama di awal – awal bulan kedatangan. Hampir setiap orang dalam hal ini mahasiswa baru pasti akan merasakan “cultural syock”.
Hal itu akan lebih berat lagi apabila kita menjalani hal tersebut sendiri. Sendiri? Tidak. Kita tidak sendiri. Beberapa dari kita pasti sering berpapasan dengan beberapa sosok yang “muslim detected” namun ada rasa canggung untuk bertegur sapa lebih lanjut, padahal banyak hal yang ingin kita tanyakan seperti masjid dimana, makanan halal dimana. Hal ini terjadi karena belum saling mengenal.
Terinspirasi dari kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Lalu bagaimana supaya bisa saling kenal? Agar lebih syar’i mungkin istilah tersebut kita ganti dengan tak kenal maka ta’aruf. Dalam Islam, taaruf berarti perkenalan, saling bersilaturahmi, untuk saling mengenal satu sama lain.
Hal itulah yang melatarbelakangi tercetusnya acara welcome party yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Muslim Indonesia-Taiwan wilayah Selatan (Formmit Selatan) pada tanggal 26 September 2016 dengan tema acara “Ta’aruf Formmit Selatan”.
Acara tersebut dihadiri oleh 37 orang dari berbagai kampus di daerah Taiwan Selatan seperti Tainan, Chiayi, Kaohsiung, dsb, dan acara berlangsung dari jam 10.00 hingga 14.30. Acara yang bertempat di Masjid As Salam Tainan tersebut dimulai dengan tilawah dari saudara Kamil Abdul Rahim, mahasiswa nursing dari NCKU. Lalu disambung dengan sederet sambutan dari Sekjen Formmit yaitu Syahruramdani Harun, Takmir masjid As Salam yaitu Asiandi Ahmad, dan juga Anggi L. Wicaksana selaku Gubernur Formmit untuk menyambut mahasiswa baru sekaligus memperkenalkan apa itu Formmit dan debutnya dalam kancah dakwah di Taiwan khususnya di Taiwan bagian Selatan.
Selain itu juga dipaparkan susunan struktur organisasi untuk Formmit Selatan edisi satu tahun kepengurusan mendatang beserta networking dalam kegiatan join project bersama lembaga atau forum – forum keislaman yang lain di Taiwan.
Masuklah pada inti acara yaitu ta’aruf atau perkenalan. Masing – masing dari peserta diminta untuk memperkenalkan diri dengan cara yang cukup unik yaitu dengan menyertakan makna nama atau singkatan nama.
Hal ini cukup mengundang gelak tawa dari seluruh peserta yang hadir sekaligus memecah suasana canggung menjadi hangat dan akrab. Di penghujung acara perkenalan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 sehingga acara dilanjutkan dengan sholat dhuhur berjamaah. Seusai sholat dhuhur, tibalah saatnya acara makan bersama diiringi dengan pemutaran film pendek yang berjudul “Cinta Subuh”. Film yang singkat namun memberikan pelajaran dan kesan yang begitu dalam bagi peserta.
Acara dilanjutkan dengan kajian dan diskusi bersama Ustadz Tri Noviantoro Murad yang mengangkat tema “Bagaimana cara hidup Islami di Taiwan”. Tema ini sangat menarik dan sesuai dengan kehidupan mahasiswa baru dalam rangka proses adaptasi di lingkungan baru dimana umat muslim merupakan kaum minoritas. Hal yang dibahas diantaranya tentang tips dan trik dalam mempertahankan ibadah, memilih makanan yang halal, cara bergaul dan berpakaian, cara menyikapi isu – isu dalam kehidupan sehari – hari dsb.
Sampai di penghujung acara dilanjutkan dengan sesi kuis dan pembagian doorprize. Peserta cukup antusias hingga penghujung acara. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Taufik.
Alhamdulillah dengan adanya majelis seperti ini semoga semakin mempererat ukhuwah di antara kita sesama muslim. Sehingga walaupun kita di negara asing yang membuat kita terpisah jarak dan waktu dari keluarga, kita tidak merasa sendiri, kita tetap memiliki keluarga. Tidak lupa pula marilah kita jaga identitas dan kualitas keislaman dalam diri kita. Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan, hati, dan diri kita dan memberi kemudahan kita dalam meraih apa yang kita cita – citakan. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
