Taiwan berdzikir bersama Ustad Arifin Ilham

Bertempat di Yingqiau Junior High School, Tingzhou Rd Taipei city, sekitar 1500 jamaah hadir untuk mencari hikmah dan berdzikir bersama ust. Arifin Ilham. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembawa acara, nana dari MTYT dan Ario dari Formmit. Seperti apa yang menjadi acara rutin tabligh akbar di Taiwan, group khasidah dan rebana dari organisasi organisasi islam di Taipei, maupun band band anak negeri di Taiwan unjuk kebolehan untuk menghibur jamaah yang hadir sebelum masuk ke acara inti yaitu siraman rohani dari ustadz. Sekitar pukul 1 siang acara hiburan ditutup dengan penampiln nasyid dengan diiringi angklung  oleh mahasiswa NTUST yang juga anggota FORMMIT.

 

Cuaca tampak sangat bersahabat. Allah tidak menurunkan hujan namun menaungi dengan awan, sehingga jamaah tidak merasa kepanasan meskipun acara dilaksanakan di halaman sekolah. Tampak beberapa teman TKI membawa serta nenek dan kakek yang mereka jaga ke acara tabligh akbar. Wajah wajah bahagia, senyum dan tawa bertebar dimana mana. Inilah salah satu nikmat yang di anugerahkan Allah kepada hamabaNya yang dengan niat tulus menghadiri majelis yang menyeru padaNya.

 

Mas rosyidin selaku ketua MTYT memberikan sambutan singkatnya mengawali  acara inti tabligh akbar, kemudian mas anto dari KMIT, perwakilan dari Government  dan tentu saja dari KDEI yang diwakili oleh Bpk Yovial. Sambutan meriah dari jamaah mengiringi naiknya ust. Arifin ilham ke pentas. Inilah yang ditungu tunggu, tidak hanya dari pagi, namun sejak berbulan bulan yang lalu.

 

Dalam ceramahnya ustadz berpesan agar umat muslim di Taiwan senantiasa memegang 3 kunci yaitu, menjaga aqidah, tunjukkan akhlak mulia dan menghormati perbedaan, karena hidayah itu adalah hak mutlak Allah. Jangan sampai aqikad kita tercemari dengan hal-hal yang membawa kepada kesyirikan, seperti percaya pada kyai tapi tidak percaya pada Allah, mengait-ngaitkan bencana dengan makhluk gaib dan lain lain. Sebab semua yang terjadi adalah kehendak Allah, hanya Dialah yang maha kuasa dan tempat meminta pertolongan. Selanjutnya pandangan orang non muslim terhadaop islam tergantung dengan sikap dan perilaku kita sebagai umat islam. Dengan menunjukkan akhlak mulia itu merupakan dakwah kita tentang islam terhadap orang non muslim. Semoga Allah menjadikan kita wasilah sebagai perantara sampainya hidayah Allah pada manusia. Di point ketiga, Al-quran telah menjelasakan betapa islam menghargai perbedaan, jadi jangan sampai kita menghina kepercayaan orang lain, karena itu akan membuat orang lain menghina Islam dan Allah.

 

Di akhir kesempatan Ustadz juga berpesan agar kita banyak beristighfar, karena istighfar bisa membersihakan dosa dosa  dan membuka pintu rejeki. Berdzikir dimanapun berada, semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya pada kita semua.

 

Lilik, media formmit


Comments

comments