‘Sesuatu’ di FORMMIT-ers Leadership Training

Ada permainan dimana kita dituntut untuk saling mengenal satu sama lain, ada permainan untuk menumbuhkan rasa percaya (trust) pada anggota yang lain, permainan melatih kerjasama, bagaimana mengatur strategi, dan juga yang tak kalah penting adalah husnudzan (berbaik sangka) karena terkadang kita menganggap ada elemen dalam kepengurusan yang seolah tidak bekerja padahal ia memang bekerjanya di belakang layar. Intinya, cobalah untuk tetap berbaik sangka pada siapa saja. Dalam sebuah organisasi pun tak selalu kita berjalan bersama, adakalanya kita merasa sendiri dalam menjalankan roda organisasi, tapi satu yang pasti kita harus tetap maju dan terus mencoba untuk mempersembahkan yang terbaik yang kita bisa. Permainan ini pun dikompetisikan, dimana kelompok yang kalah akan mendapat punishment, “jika tidak ada kompetisi, maka kita akan berjalan dengan santainya” ujar sang trainer. Outbond ini semakin seru dengan adanya bumbu senyum, tawa, semangat, dan teriakan dari para peserta.

 

Outbond selesai seiring datangnya waktu shalat dzuhur dan makan siang. Setelah break sesaat di Mushola AsiaU, acara dilanjutkan kembali di Gedung M013. Materi tentang Manajemen Konflik disampaikan oleh Presiden FORMMIT, Bapak Sigit Tri Wicaksono dengan diselingi guyonan khas presiden.

Beliau menyampaikan, sumber konflik dapat berasal dari Allah “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” [QS Al-Ankabuut:2], dan sumber lainnya dapat berasal dari hembusan setan/penyesatan yang dapat muncul dari diri sendiri, lingkungan/keadaan, dan dari orang lain. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi konflik itu? Yaitu dengan sabar, tetap berjihad, dan WRAP: Work in Team, Rihlah, Apologizing, Praying, lalu tersenyumlah.

Materi kedua disampaikan oleh Sekjen FORMMIT, Bapak Kahlil dengan tema ‘Belajar dari Para Pemimpin Islam’. Ada tiga sifat kepemimpinan yang sebaiknya ada dalam diri seorang pemimpin, yaitu: Al-quwwah (kuat), At-Taqwa (ketaqwaan), dan Ar-rifq (lemah lembut). Sifat ini juga sangat ditekankan oleh Rasulullah Saw. Dengan sifat ini, pemimpin akan semakin dicintai dan tidak ditakuti oleh rakyatnya.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa ‘Aisyah ra berkata, ”Saya mendengar Rasulullah Saw berdoa di rumah ini, ‘Ya Allah, siapa saja yang diserahi kekuasaan untuk mengurusi urusan umatku, kemudian ia memberatkannya, maka beratkanlah dirinya, dan barangsiapa yang diserahi kekuasaan untuk mengurus urusan umatku, kemudian ia berlaku lemah lembut, maka bersikap lembutlah kepada dirinya.” [HR. Muslim].

Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut hatinya, yang bahkan ketika shalat beliau seringkali menangis. Namun ketika dihadapkan pada hal serius terkait ketauhidan beliau dapat bersikap tegas. Begitu pula seorang pemimpin seharusnya, dapat menyesuaikan tindakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya saat itu.

Kepemimpinan di dalam Islam bersifat manusiawi. Artinya, seorang pemimpin bukanlah orang yang bebas dari dosa dan kesalahan. Ia bisa salah dan lupa, alias tidak ma’shum (terbebas dari dosa). Untuk itu, syarat kepemimpinan di dalam Islam bukanlah kema’shuman akan tetapi keadilan. Dengan kata lain, seorang pemimpin tidak harus ma’shum (bahkan tidak boleh menyakini ada pemimpin yang ma’shum), akan tetapi cukup memiliki sifat adil.


Selain pemaparan oleh kedua pembicara, acara ini juga dilengkapi dengan simulasi dan diskusi. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan peserta adalah bagaimana mengubah konflik agar menjadi tantangan. Menarik!. Semua berpulang pada diri kita masing-masing, dari kacamata mana kita melihat dan bagaimana kita menyikapi konflik itu dengan sudut pandang yang lebih bijak. Ibarat air dalam gelas dimana air tersebut hanya memenuhi setengah bagian gelasnya saja, orang dapat berkata ‘Setengah Isi’ namun ada juga yang bilang ‘Setengah Kosong’. Tidak ada yang salah dengan kedua pendapat tersebut, tinggal bagaimana kita belajar seni melihat ‘sesuatu’ hingga sesuatu itu menjadi ‘sesuatu banget’. Mari belajar bersama-sama.


Alhamdulillah secara keseluruhan acara ini berjalan dengan sangat baik dan berkesan. Para peserta merasa puas dan senang mengikuti acara ini. “Seruuu!!!” katanya. Semoga ukhuwah yang sudah terjalin bisa semakin kokoh dan menguatkan langkah kita sehingga bisa terus berjalan bahkan berlari mendekat pada-Nya melalui FORMMIT ini. Semoga Allah Swt memantaskan kita menjadi pemimpin yang baik, Allahumma Aamiin. [Arin]

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *