Reportase: Gerbang awal silaturahim formmit ke CMA (Chinese Muslim Association)

Taipei – Hari itu pukul 9 pagi tanggal 8 Juli 2013 di NTUST, teman-teman FORMMIT sedang bersiap-siap menuju Taipei Grand Masjid untuk bertemu dengan Ishaq Alibraheemy, salah satu pengurus CMA (Chinese Muslim Association). Ya, pada siang ini kami akan bertemu dengan CMA dalam rangka program kerja departemen Humas, Kunjungan Lembaga. CMA merupakan lembaga pertama dalam list lembaga – lembaga yang akan dikunjungi oleh Humas guna membangun tali silaturahim. Bukan tanpa alasan kami memutuskan CMA menjadi lembaga yang kali pertama kami kunjungi. Selama beberapa kepengurusan FORMMIT, FORMMIT belum pernah berkunjung kepada institusi Islam resmi di Taiwan secara resmi. Di samping itu, memang ada beberapa agenda yang hendak kami diskusikan dengan CMA.

Siang itu, matahari di bumi Formosa cukup terik meski waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi. Kami (defa, iman, nila dan erli) segera berangkat menuju Masjid Besar Taipei. Sesampai disana, kami menunggu kedatangan Presiden FORMMIT, Wira Winardi yang berangkat dari kediamannya di dekat TMU (Taipei Medical University), pukul 10 lebih 5 menit beliau datang. Kami segera menuju kantor CMA yang berada di sebelah Hall Masjid. Di ruangan CMA yang mungil, sudah ada Mr. Ishaq yang segera menyambut kami. Ruangan ini meski terbilang cukup mungil dengan hanya ada 4-5 meja kerja dan pendingin ruangan tetap memberikan kenyamanan tersendiri untuk mereka yang berada di dalamnya.

Setelah dipersilahkan duduk di sofa tamu, silaturahmi di antara kami mulai terjalin. Kami memulai perbincangan dengan mengenalkan kawan-kawan yang hadir, dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan serta agenda pertemuan. Beberapa yang kami tanyakan di antaranya terkait sejarah dan peranan CMA, pemberian sertifikasi halal, dan penentuan jadwal sholat di Taiwan.

Sejarah Chinese Muslim Association (CMA) Mr Ishaq yang merupakan Assistant secretary dengan bahasa Inggrisnya yang lancar mulai menceritakan sejarah CMA. CMA adalah asosiasi muslim cina yang dibentuk sejak tahun 1938 di China daratan. Sejak kekalahan pasukan Nasionalis terhadap Komunis, CMA ikut hijrah ke Taiwan. Dengan menganggap mereka akan kembali lagi ke China daratan maka penggunaan nama Chinese dipertahankan. CMA sebagai lembaga resmi di bawah pemerintah Taiwan inilah yang kemudian mengurusi segala ketentuan terkait Islam di Taiwan dan menjadi pintu utama Islam di Taiwan untuk urusan ke dalam dan luar negeri. CMA juga membawahi semua masjid – masjid yang berdiri di Taiwan. Setiap tahunnya, ada pertemuan para Imam masjid membahas mengenai Islam di Taiwan. “Staf yang bekerja di CMA tidak banyak, namun mereka bekerja dengan sangat efisien”, jelas mr Ishaq.

mr. ishaq
Mr. Ishaq memperkenalkan buku yang beliau tulis untuk muslim di Taiwan

 

Kondisi Muslim di taiwan Muslim lokal yang berdomisili di Taiwan berjumlah sekitar 50.000 orang. Jika dilihat, jumlah muslim lokal lebih banyak di dominasi oleh kalangan generasi tua. Hal ini dikarenakan pemberian muatan ke-Islam-an lebih mudah diterima mereka daripada kaum muda. Selain itu, kaum muda disini masih mengalami kesulitan untuk hidup di tengah komunitas mereka yang bukan Islam sehingga mereka belum semua yang siap menghadapi berbagai pandangan dari sekitar yang kadang negatif.  Belum lagi, Taiwan kaya akan berbagai perayaan di tiap musimnya yang tak jarang jauh dari muatan Islam. Hal seperti inilah yang membuat generasi muslim muda di Taiwan makin menipis.

Nah, CMA melihat bahwa tujuan hidup para pemuda di Taiwan makin berkutat pada urusan duniawi saja. Mereka hanya melihat bagaimana cara mereka segera lulus, kerja, bahkan melanjutkan ke luar negeri. Dari sinilah, CMA menginisiasi adanya summer camp (sejenis pesantren kilat di Indonesia) yang diadakan di beberapa Masjid. Summer camp ini dilakukan di muslim panas bagi muslim muda Taiwan.

Pemberian Sertifikasi Halal Kami pun beranjak ke agenda ketiga, yaitu diskusi tentang pemberian sertifikasi halal. CMA merupakan lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikasi halal untuk produk makanan halal, restoran, hingga hotel di Taiwan. CMA memaparkan bahwa ada 2 jenis sertifikasi halal yang dikeluarkan, yaitu HALAL dan MUSLIM FRIENDLY. Apa beda dari keduanya? Pada prinsipnya keduanya adalah sama. Yang membedakan adalah siapa yang menjadi pemilik usaha tersebut. Bila pemilik restoran/hotel adalah orang muslim, maka sertifikasinya menggunakan logo HALAL biasa. Namun bila pemiliknya non-muslim, ada tambahan tulisan Muslim Friendly seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

logo halal1
Logo Halal (Pemilik Muslim)

logo halal2
Logo Halal (Pemilik non-Muslim)
Source of pic: http://www.crescentrating.com

CMA menjelaskan bahwa dalam 2 tahun terakhir ini terdapat peningkatan jumlah restoran dan hotel bersertifikasi halal sebesar 10%-30%. Dalam kesempatan ini Mr Ishaq juga menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang ingin memiliki sertifikasi halal. Setiap pemilik usaha tersebut diwajibkan mengikuti sistem yang ada. Meskipun pemilik usaha tersebut, misal restoran, adalah seorang muslim, bukan berarti mereka dapat langsung memasang logo HALAL ataupun menggunakan jasa pihak lain yang bukan dari CMA. Hal ini dikarenakan tidak semua muslim benar-benar paham apakah barang yang mereka sediakan itu 100% HALAL atau tidak sesuai kriteria yang telah digagas oleh CMA selama ini. Selain itu, jika restoran tersebut asal saja menampilkan logo HALAL ditempatnya, hal tersebut akan merusak sistem yang telah dibangun CMA selama ini. Dan hal ini akan berkaitan secara administratif dengan list badan usaha yang akan CMA daftarkan di bidang Tourism Pemerintah Taiwan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Taiwan cukup aktif mencanangkan Halal Food Tourism. Halal Food Tourism inilah yang akan membantu sekali bagi para turis muslim atau bahkan turis non muslim untuk mengetahui mana yang termasuk makanan halal dan mana yang tidak. Disinilah peran lain CMA muncul, yaitu melatih tour guide yang berasal dari penduduk lokal dan umumnya non muslim. Kami berlima yang datang ketika itu sempat melihat foto kegiatan sosialisasi Islam bagi seluruh staf hotel di sebuah Hotel bintang 5 di kawasan Taipei. Sebagai tambahan, Mr Ishaq menjelaskan bahwa pemberian sertifikasi halal ini bersifat gratis dengan melengkapi beberapa dokumen yang dibutuhkan.

Kami kemudian bertanya mengenai beberapa produk makanan, seperti produk yang ada di 7-11 maupun Family Mart. Memang cukup sulit menurut mr Ishaq mencari produk halal di toko-toko sejenis itu. Berdasarkan hasil kesepakatan di antara kami, CMA mau memfasilitasi ketika kita ingin mengklasifikasi halal tidaknya suatu produk. Konsultasi ini bisa diadakan melalui kunjungan tatap muka atau email ke beliau. Atau, sebenarnya ada caracukup mudah adalah mempelajari 5 karakter untuk membedakan makanan yang dapat dikonsumsi. Pastikan bahwa pada kemasan bahan/menu makanan yang ingin kita makan tidak mengandung babi/pork (豬) ; minyak hewan (油 = Yóu (minyak); 動物 = Dòngwù (hewan), 雞 = Jī (ayam)) ;gelatin (明膠) , dan alkohol (酒 = Jiǔ).

Salah satu dari kami kemudian bertanya bagaimana membedakan es krim yang beredar itu halal tidaknya. Mr Ishaq kemudian menjelaskan bahwa kebanyakan es krim tidak halal karena mengandung unsur gelatin jenis tertentu. Namun, muslim Taiwan masih bisa menikmat beberapa jenis es krim halal produk dari Malaysia atau berjenis nutshell. Kue yang ada creamnya juga tidak direkomendasikan karena umumnya mengandung minyak/lemak hewani.

kue cream
Contoh kue krim
source pic: http://www.shellbarbakery.com/?p=39 (cake)

Sekretaris CMA ini juga menjelaskan bahwa produk jenis tiramisu juga tidak halal karena biasanya diberi wine atau alkohol dalam pembuatannya. Dan sepemahaman Mr Ishaq, tidak ada yang dikatakan sebagai produk jenis vegetable ice cream. Yang ada mungkin sejenis Bing Sa yang berasal dari potongan buah dan dilumuri susu atau madu dan diberi es serut.

tiramisu
Produk tiramisu yang sebaiknya dihindari
Source of pic: www.nexusflorist.com (tiramisu)

bing sa
Produk Bing Sa
Source of pic: www.yelp.com ( bing sa)

 

Penentuan Waktu Sholat Hal yang satu ini cukup menjadi perdebatan di kalangan teman- teman mahasiswa. Sering sekali ada perbedaan jadwal sholat dari CMA dengan beberapa referensi yang ada, misal dari Islamic International website atau pun dari Masjid Besar Taipei. Ternyata, penentuan jadwal ibadah sholat ini berasal dari Pemerintah Taiwan. Pemerintah Taiwan setiap tahunnya mengeluarkan semacam buku “jadwal” peredaran matahari meliputi jam terbit, terbenam, dann lain sebagainya. Dari sinilah penentuan sholat di Taiwan yang kemudian diadopsi oleh CMA dan didistribusikan ke seluruh masjid di Taiwan. Mengapa berbeda? CMA mengambil keputusan untuk menambah barang 7- 8 menit dengan pertimbangan “waktu aman”. Hal ini juga bukan tanpa dasar CMA melakukannya. Hanya kemudian beberapa pihak tetap menggunakan jadwal patokan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Taiwan.  

Cara berdakwah yang efisien Kami juga menanyakan tentang bagaimana cara berdakwah atau mengenalkan Islam yang efisien terhadap orang lokal Taiwan. Ada hal yang cukup menarik dari paparan mr Ishaq untuk tema kali ini. Beliau menyarankan bahwa cara paling mudah mengenalkan Islam kepada mereka adalah dari sisi budaya, dan budaya yang cukup mudah untuk dijangkau adalah dengan makanan. Orang Taiwan sangat menyukai makanan. Nah, dari sini kita sebagai muslim bisa memperkenalkanlah Islam dari makanan halal. Bermula dari makanan, sedikit demi sedikit perkenalkanlah Islam. Sampaikan juga kenapa halal itu sehat, dan Islam peduli akan kesehatan umatnya. Dari sini kami bisa simpulkan bahwa jika kita langsung menceramahi apa itu Islam kepada orang-orang, nobody care. Tiba- tiba saya jadi teringat bagaimana wali songo juga menggunakan pendekatan budaya untuk berdakwah di nusantara. Jadi, tips untuk berdakwah adalah kenali budaya setempat.

Setelah berdiskusi hangat selama kurang lebih 1 jam, teman-teman Formmit mohon pamit kepada mr.Ishaq. Tidak lupa kami berfoto bersama terlebih dahulu dan memberikan penyerahan tanda mata dari FORMMIT.

Semoga kunjungan ini akan terus mempererat hubungan ukhuwah antara FORMMIT dan CMA demi dakwah Islam di Taiwan.

Comments

comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *