KMIT dan FORMMIT kunjungi saudara TKI di Penghu Island


Rombongan KMIT juga berkesempatan menjenguk mas Saripin yang mengalami kecelakaan kerja sebagai ABK. Kejadian awal Desember 2010 di kapalnya, membuat pergelangan kaki beliau hampir putus. Karena terjerat tali jala hingga tercebur ke laut, mas saripin alhamdulillah bisa diselamatkan oleh rekan ABK lainnya dan di bawa ke rumah sakit. Karena kulit dan daging pergelangan kaki kiri yang mengelupas, maka dokter mangambil kulit dan daging dari bagian paha kanannya untuk dicangkokkan di pergelangan kaki kirinya.

foto lainnya klik disini http://www.flickr.com/photos/formmit/5315030333/in/photostream/

Namun baru 12 hari di rumah sakit, oleh agen di paksa untuk keluar dan di rawat di mess agen di penghu, walaupun tim dokter melarangnya, dan bahkan ada informasi seorang dokter mengatakan jika di bawa keluar rumah sakit maka akan menyebabkan kematian mas saripin karena perawatan di ICU belum selesai. Hal ini bisa di sebabkan oleh infeksi operasi yang mungkin terjadi karena perawatan yang tidak standar di luar rumah sakit. Selain itu, mas Saripin juga tidak di bekali obat jalan  yang bisa menambah sakit dan proses penyembuhan lukanya. Mengetahui kondisi ini, presiden KMIT langsung menghubungi KDEI, mbak Anita. KDEI langsung menindaklanjuti dengan menghubungi agen dari mas Saripin. Dari informasi mbak anita, agen akan membawa mas Saripin kembali dirawat di rumah sakit selasa 3 hari lagi. Ahad malam presiden KMIT di hubungi oleh rekan ABK yang menjaga mas saripin di mesnya. Malam itu, mas Saripin merasakan bertambah kesakitan luar biasa di lukanya, sehingga presiden KMIT meminta segera dilarikan ke Rumah sakit, agar segera ditangani, tidak perlu menunggu keputusan agen. Dalam forum diskusi dan pengajian FORSPITA di warung Indonesia Jhoni penghu, Mas Anto meminta jamaah yang hadir saat itu untuk bersama2 mendoakan keselamatan mas Saripin.


Dengan dihadiri sekitar 100 ABK, pengajian dan diskusi bersama presiden KMIT Ust. Anto Budianto dan Setyabudi Indartono (presiden Formmit 2008-2009), berlangsung hingga jam 11 malam. Berbagai informasi terkait dengan KMIT dan berbagai organisasi masyarakat indonesia di taiwan. Sebagai organisasi yang menaungi seluruh organisasi dan masyarakat Indonesia di taiwan, KMIT telah berperan dalam memberikan pelayanan dan bantuan ke berbagai pihak bahkan ke masyarakat indonesia yang terkena berbagai bencana. Selain itu, presiden KMIT juga menjelaskan peran BMI taiwan yang telah menghasilkan yayasan yatim piatu BMI dengan SK notaris Irfansah, SH, M.KN, No. 02/Sket/IRF/VII/2010, 24 Agustus 2010, yang harapannya menjadi kontribusi BMI taiwan untuk masyarakat di Indonesia. Yayasan yatim piatu adalah yayasan yang didirikan dan dimiliki oleh seluruh BMI dan eks BMI terutama taiwan dengan mendirikan gedung yayasan didusun Jati mulya RT 16/04 Desa kalangsari kecamatan Rengas dengklok kabupaten kerawang tlp 02678486455, fax. 02678486456, yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan oleh Kepala KDEI saat itu, Bpk Suhartono pada tanggal 1 Juli 2010.  Presiden KMIT yang juga sebagai ketua Yayasan mengajak semua BMI di taiwan untuk ikut memiliki yayasan ini, sehingga tidak ada lagi informasi yang tidak benar terkait dengan keberadaan yayasan ini.

Diskusi interaktif dan menarik antara presiden KMIT dengan ABK di penghu ini cukup banyak mengupas misalnya tentang kenaikan gaji BMI. Gaji BMI berubah menjadi 17.880 NT setiap bulan, setiap jam 98 NT, berlaku mulai 1 januarai 2011 dan sementara hanya di berlakukan untuk pekerja pabrik. Majikan yang tidak menuruti aturan ini akan di denda 60 sampai 300 ribu NT, dan tidak boleh mempekerjakan TKI. Jika majikan tidak menaikkan gaji, maka BMI berhak melaporkan ke Depnaker atau konseling terdekat. Permasalahan ABK yang muncul Penghu diantaranya adalah mayoritas mereka tidak memiliki NHI namun potongan asuransi tetap ada setiap bulannya, kepemilikan buku pelaut, serta ada majikan yang suka main tangan.

ABK dan BMI yang bekerja penghu diprediksikan sekitar 1500 orang baik laki-laki maupun perempuan. Saat ini mereka sedang memulai kegiatan dan berorganisasi yang harapannya dalam naungan KMIT mereka bisa mendapatkan hak2nya sebagai BMI. Organisasi yang terbentuk dari sekitar 13 pelabuhan ini di ketuai oleh Mas Wahyudi dengan wakil ketua Mas M. Najib. Penasehat pakdhe Maman dan Mas Kartono, Sekretaris mbak Evit klimiyati dan bendahara mbak Ginah. Adapun perwakilan tiap pelabuhan adalah Mas Dirwan (pelabuhan Magong), Totok (pel. Wukang), Suryadi (pel Suogang), Amin Sudirman (pel Shanshue), Kafano (pel Sili), Sunaryo (pel. Songguei), Ikhsan (pel. Nearu lamkang), turah (pel. Sakam), amir fatah yasin (pel. pekang), yusup (pel. ciabe), andika lestriono (pel. chukauwan), hamid (longmen), rowi (pel. waian), andi (ciancing) dan slamet (pel. Bangoa). Mas Wahyudi dan mas Kartono yang sangat akrab dengan presiden KMIT ini insya Allah akan mengadakan kegiatan2 agar tidak tertinggal dari organisasi2 di bawah naungan KMIT yang lain, seperti berbagai pelatihan, dan tabligh akbar.

Rombongan KMIT kembali dari Penghu Ahad 2 Januari dan melakukan safari dan koordinasi KMIT ke IWAMIT di Toko pak Zaenal Kaohsiung membahas tabligh akbar IWAMIT 6 Februari 2011 dan Departemen khusus di bawah Mas Akhmad Habib  dan FKKBWIT membahas aktivitas2 di Tainan bersama tim mas Beru Hartono. (Humas KMIT)


Comments

comments