TAIPEI, FORMMIT UTARATU – Bisnis makanan halal di Taiwan semakin menjanjikan. Didukung keinginan yang kuat dari pemerintah Taiwan untuk selalu mempromosikan Taiwan yang ramah terhadap turis maupun penduduknya yang beragama Islam. Para pebisinis di ibu kota Taiwan juga turut mengambil peluang untuk menyediakan makanan halal bagi warga maupun turis muslim. Pak Dede salah satunya, warga negara Indonesia yang telah lama tinggal di Taipei, membuka restoran dengan format kafe, yang beliau beri nama Gucci Cafe. Pak Dede melihat besarnya peluang yang ada dengan semakin bertambahnya jumlah umat muslim di Taiwan, sehingga beliau berkeinginan restorannya mendapat sertifikasi Halal dari CMA (Chinese Muslim Association), selain lokasi kafe yang dekat dengan Taipei Grand Mosque. Sebelum menuju proses sertifikasi, Pak Dede mengundang FORMMIT untuk mengecek segala bahan makanan, proses memasak hingga alat – alat yang digunakan apakah telah layak untuk diberi label halal.
Maka pada hari Rabu kemarin (10 April 2013), rekan – rekan dari FORMMIT yang berjumlah 9 orang (terdiri dari Cahyo, Arian, Hadziq, Nedi, Yusuf, Defa, Lilik, Dini, dan Sylvia) menyambangi Guci Cafe yang terletak di Section 2, Xinsheng South Road pada pukul 5 sore. Kehadiran FORMMIT disambut hangat pemilik majalah INTAI sekaligus ketua Diaspora Indonesia-Taiwan. Pak Dede langsung mempersilahkan kami untuk melihat semua bahan dapur, alat serta proses. Tempat awal yang kami amati adalah dapur. Pak Johan, koki Guci Cafe secara terbuka dan sangat kooperatif “membongkar” semua bahan di dapur yang ada untuk kami amati dan cek bahan pembuatnya.
Pada bahan yang berada di dapur, ada 2 hal yang menjadi perhatian kami, yaitu Chicken Powder dan penggunaan kuas untuk makanan. Untuk chicken powder, terdapat unsur yang berasal dari ayam, yang tidak diketahui kehalalannya. Sedang untuk kuas makanan, di Taiwan kuas yang beredar kebanyakan berasal dari bulu babi. Untuk dua hal ini, dari pak Johan menyatakan akan mengganti kedua hal tadi. (telah dikonfirmasi pada hari berikutnya oleh sdri. Lilik, tanggal 11 April 2013, Chicken Powder diganti dengan yang halal dan untuk kuas menggunakan kuas yang bahannya dari plastik ). Sedangkan bahan – bahan yang lain seperti sambal, butter, mayonaise, hingga es krim tidak ada masalah, minyak untuk menggoreng menggunakan minyak sayur, bahkan emulsifier untuk es krim juga yang berasal dari tumbuhan.
Lokasi berikutnya yaitu ruang penyimpanan bahan makanan yang berada di lantai basement. Disini kami mengecek bahan mentah yaitu daging sapi dan ayam. Untuk daging sapi, Guci Cafe menggunakan daging sapi impor Australia yang bersertifikat halal. Sedang untuk daging ayam menggunakan supplier daging muslim di sekitar Taipei.
Dengan selesainya pengamatan pada ruang penyimpanan makanan, selesai pula kunjugan kami ke Guci Cafe. Semoga langkah pak Dede bisa diikuti oleh pebisnis sektor makanan lainnya sehingga menambah daftar tempat makan yang halal. (Defa, Media Utaratu)