Indonesia adalah Negara yang kaya dengan hamparan tanah yang subur di lima pulau utama yang dimilikinya, hasil laut yang melimpah dikedalaman perairannya dan keindahan yang memanjakan mata kesetiap pantulan cahaya yang tepat mengenai manik indera penglihatan manusia. Sayangnya segenap kekayaan tersebut tidak berbanding lurus dengan angka pertumbuhan dan kesejahteraan di Indonesia. Dimata dunia, Indonesia masih didikotomikan sebagai negara berkembang dengan angka pertumbuhan yang naik dengan perlahan-lahan dan lamban sekali. Bahkan ironisnya beberapa waktu yang lalu dibawah komando Presiden Susilo Bambang Yudoyono pemerintah pernah mengajukan program diversifikasi pangan dengan tujuan mengajak warga negara Indonesia untuk mengurangi konsumsi beras –makanan pokok mereka–, karena Indonesia yang memiliki lahan begitu luas tidak mampu menghasilkan cukup beras untuk dikonsumsi oleh rakyatnya.
Indonesia yang sempat dielukan sebagai negara agraris kini tinggal kenangan. Salah satu penyebab utama lemahnya agrikultur di Indonesia karena tidak ada integrasi sumber daya insani –petani, buruh tani, pengusaha pertanian, pengepul, pedagang, supermarket, eksportir, importer, pemerintah, perguruan tinggai dan lembaga penelitian, perbannkan,dll– yang bergelut dalam dunia yang menanggung hajat hidup orang banyak ini untuk menjadi sebuah kekuatan ekonomi nasional. Pun pendidikan serta penyuluhan terhadap petani yang sangat kurang, sehingga petani di Indonesia memiliki daya saing yang kurang dibandingkan negara-negara agrikultur lainnya.
Mengacu pada laporan yang disampaikan oleh Departemen Pertanian Indonesia, permasalahan, tantangan serta kendala yang dihadapi petani Indonesia begitu beragam dan rumit (complicated), diantaranya : kekurangan informasi; keterbatasan teknologi dan keterampilan; kebijakan pemerintah yang kurang ramah terhadap petani; dan juga permasalahan birokrasi di Departemen Pertanian yang lemah koordinasi dengan lembaga lain serta tingginya angka KKN (korupsi, kolusi nepotisme). Lalu, bagaimana XL selaku penyedia layanan telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia bisa menjembati permasalahan yang ada ini atau bahkan menjadi solusi konkrit dalam meningkatkan taraf hidup petani Indonesia dan perekonomian nasional?