Rabu 8 juli 2015, bertepatan dengan hari ke- 21 Ramadhan, FORMMIT Utaratu kembali mengunjungi detention centre (DC) Sanxia, penjara untuk kasus imigrasi. Kegiatan ini terselenggara atas bantuan dari Bpk H. Aslam, muslim asal Pakistan yang bukan hanya menjadi penghubung, tetapi juga memfasilitasi kunjungan sosial tersebut. Sudah menjadi kegiatan rutin bagi beliau untuk melakukan kun jungan ke beberapa DC di Taiwan. Tujuannya bersilaturahim dan memberikan bantuan kepada para detainee yang sebagian besar adalah BMI asal Indonesia. Di bulan Ramadhan ini frekuensi kunjungan lebih sering dilakukan, yaitu sebanyak 2-3 kali dalam sepekan.
Pukul 09.00 pagi, rombongan yang terdiri dari H. Aslam, dan tiga orang perwakilan FORMMIT UTARATU, Shonhaji, Ulya, dan Lilik telah tiba di lokasi. Setelah menuliskan identitas, mereka dibawa memasuki aula. Setidaknya ada 75 detainee yang merupakan WNI dan beragama muslim dimana lebih dari separuhnya adalah wanita. Terjerat kasus imigrasi membuat mereka harus mendiami DC sebelum akhirnya dipulangkan ke tanah air. Dari sesi sharing terungkap berbagai alasan mengapa saudara saudara kita ini memilih untuk mengambil resiko besar menjadi BMI illegal (kaburan). Perlakuan buruk majikan, pekerjaan yang sangat berat sampai tergiur penghasilan besar di luar menjadi motivasi mereka memilih jalan ini.
Dari sesi sharing, teman-teman dari FORMMIT memberikan motivasi kepada sahabat-sahabat detainee untuk mengambil pelajaran dari peristiwa yang telah terjadi dan memulai kehidupan yang baru saat kembali ke Indonesia nanti. Ada begitu banyak hikmah yang bisa diambil. Bisa jadi ketika mereka tertangkap, ini adalah cara Allah menyayangi mereka, agar mereka tidak terjerumus dalam lembah kemaksiatan, agar mereka tidak mengalami kejadian tragis yang banyak dialami oleh BMI kaburan. Tak lupa teman-teman FORMMIT juga mengingatkan akan kematian dimana kedatangannya lebih tak terduga lagi daripada kedatanga polisi yang menangkap mereka. Kita semua yakin bahwa kematian itu hal yang pasti, kita sepakat bahwa kedatangannya tak bisa diduga, kita pun tahu apa sebenarnya bekal yang diperlukan untuk pindah ke alam barzakh tersebut, namun memang masih saja manusia sering terlena oleh dunia. Bulan Ramadhan ini semoga bisa menjadi momen untuk saling mengingatkan, momen untuk pertaubatan dan momen perbaikan.
Di akhir sesi, dibagikan sarung, mukena, alquran, serta makanan ringan. Semoga para penghuni DC bisa segera bebas dan berkumpul bersama keluaraga tercinta serta memulai kehidupan bari yang jauh lebih baik. Jam menunjukkan pukul 09:50, waktu kunjungan telah usai. Rombongan FORMMIT UTARTU kembali ke Taipei. Membawa sekelumit kisah dan berjuta hikmah. (Lilik/fzn)